Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Strategi Persik Lepas dari Jerat Konsorsium


Usai memanfaatkan konsorsium untuk lolos ke kompetisi profesional Level 1 Indonesia, Persik Kediri langsung rancang taktik untuk lepas dari hutang kepada konsorsium.

Saat ini, 70 persen saham Macan Putih dikuasai konsorsium. Ini terjadi setelah Persik melakukan merger dengan klub LPI Minangkabau FC, yang juga berhutang kepada konsorsium.

Ketua umum Persik Samsul Ashar mengungkapkan rencana pembentukan koperasi Persik sebagai langkah klub kebanggaan masyarakat kediri itu lepas dari penguasaan konsorsium.

"Nanti pengelolaan Persik, apabila sudah menjadi klub sepakbola profesional dan mandiri seperti halnya bisnis. Kita akan membentuk koperasi sampai ke eks Karesidenan Kediri. Sebab, tim-tim mereka saya rasa tidak ada kesempatan ke profesional. Disanalah produk-produk seperti atlet itu ditawarkan," ujar Samsul, Jumat (19/8/11).

Walikota Kediri itu kemudian menjelaskan, jika bisnis tersebut sudah berjalan, maka devidennya tidak akan diambil, melainkan ditambahkan agar bisa mengurangi besarnya saham konsorsium. Selain itu, pihaknya juga masih mengharapkan pemasukan dari sektor periklanan dan transfer pemain.

Besarnya nilai saham tersebut tidak disebutkan Samsul, namun saat merger beberapa waktu lalu, Persik mendapat suntikan dana sebesar Rp 18 Miliar. Samsul juga mengindikasikan bahwa dana konsorsium berasal dari Arifin Panigoro, penggagas LPI.

"Nilai dana itu itu bagi pak AP (Arifin Panigoro, red) sangat kecil. Beliau sudah membantu kita. Nanti lama-lama akan menjadi milik kita. Kita akan menguasainya (Pengelolaan Persik, red), dan itu tidak perlu waktu yang lama, hingga bertahun-tahun," pungkasnya.

Merger dengan Minang FC membuat Persik memiliki badan hukum, ditambah suntikan Rp 18 miliar tersebut, maka dua dari lima syarat utama yang diprioritaskan PSSI untuk ikut kompetisi profesional sudah terpenuhi, yakni Badan Hukum dan Finansial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar