Arifin Panigoro mengatakan bahwa pemecatan pelatih asal Austria Alfred Riedl dari jabatannya sebagai pelatih tim nasional Indonesia oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin, disebabkan karena Riedl tidak mau bekerjasama dengan kubu Arifin.
"Dia (Riedl) tidak mau bekerja sama dengan kita. Ya kita ganti. Susah-susah amat, masih banyak yang lain," kata Arifin saat ditemui di rumahnya di kawasan Jenggala pada acara syukuran terpilihnya Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman sebagai pasangan Ketua dan Wakil Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, Rabu 13 Juli 2011 malam.
Arifin mengaku telah melakukan pengecekan terhadap keberadaan Riedl sebagai pelatih tim nasional. Menurutnya tidak ada kontrak Riedl dengan PSSI. Dari pengecekan yang dilakukannya, lanjut dia, diketahui juga bahwa gaji untuk Riedl nilainya terlalu mahal. "Lima belas ribu dollar," kata pengusaha Medco yang awalnya maju sebagai calon wakil ketua umum PSSI mendampingi George Toisutta, tetapi batal karena tidak mendapat lampu hijau dari PSSI. "Kontraknya (Riedl) tidak jelas," tegasnya.
Meskipun Arifin tidak menjabat sebagai pimpinan PSSI, tetapi banyak orang melihat terpilihnya Djohar dan Farid sama saja dengan kepempinan Arifin karena keduanya adalah kepanjangan tangan pengusaha Medco tersebut. Menanggapi hal itu, Arifin berkomentar datar. "Tergantung orang mau ngomong apa. Ide perubahan memang saya banyak mendorong itu. Tapi yang bekerja mereka. Mereka sudah bekerja sejak kongres nasional di Malang," kata Arifin.
Seandainya dirinya menjadi Ketua, kata Arifin, dia juga akan memerlukan ketua harian. "Paling saya juga tunjuk Farid juga, tunjuk Pak George juga. Dan kebetulan Pak George sama, dia bilang mau pensiun" ujarnya. Dengan terpilihnya Djohar dan Farid sebagai orang nomor satu dan dua di PSSI, menurut dia, itu adalah skenario yang terbaik untuk sepak bola di tanah air. Dia mengaku mempunyai harapan besar pada kepemimpinan mereka. Terlebih lagi, semua posisi penting di PSSI kini dipegang oleh orang-orang dari kubunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar