Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Saran Foppe de Haan Buat Wim Rijsbergen

Foppe de Haan mantan pelatih timnas U-23 Indonesia berpesan pada Wim Rijsbergen pelatih timnas RI agar menjauhi politik, tegas sejak awal dan menyusun sendiri staf dan pemain. Kepada Radio Nederland pelatih kondang itu senang mendengar Wim Rijsbergen mendapat kehormatan menangani timnas Indonesia. Namun ia melihat mantan pelatih PSM Makassar itu menghadapi tugas yang tidak ringan.

Waktu Mepet
 Dalam waktu kurang dari dua pekan harus mempersiapkan skuad berlaga tandang Pra Piala Dunia ke Ashgabat lawan Turkmenistan, 23 Juli 2011. Lima hari kemudian menjamu lawan yang sama di Jakarta. Sementara Rijsbergen diwarisi skuad kental pilihan Alfred Riedl dan tidak punya waktu cukup membentuk sendiri staf dan skuadnya.

Situasi ini menyerupai timnas U-23 Indonesia yang disodorkan ke de Haan untuk ditempa di Belanda selama enam bulan jelang Asian Games Qatar 2006. “Kami mendapat tim yang sudah diseleksi dari Indonesia. Kami tidak bisa memilih sendiri pemain yang bagus. Itu masalah besar.”

Pemain Titipan
Foppe menduga ada pemain ‘titipan’ di dalamnya. “Kemungkinan ada pengaruh KKN. Sebab belakangan kami dengar ada pemain-pemain lebih bagus yang tidak terseleksi.” Pelatih yang sukses mengantarkan U-21 Belanda dua kali berturut menjuarai Piala Eropa itu berharap Rijsbergen mendapat waktu cukup untuk menyusun staf dan pemainnya.

Kambing Hitam
Menurut mantan pelatih SC Heerenveen itu beban lain yang harus dipikul Wim Rijsbergen adalah tekanan politik. De Haan wanti-wanti, jangan sampai sepakbola terlalu kental kepentingan politik. “Di sana ada kalangan yang mempertaruhkan prestisenya di timnas. Walaupun timnya lemah, mereka tidak mau tahu, yang penting hasilnya harus bagus. Kalau tim gagal, maka yang lebih mudah dikambinghitamkan adalah pelatih, untuk menghindar agar dia sendiri tidak jadi kambing hitam.”

Piala Dunia 2014 De
Haan khawatir nasib itu bisa menimpa Wim Rijsbergen kalau misinya adalah lolos putaran akhir Piala Dunia 2014 Brasil. “Saat ini masih banyak negara saingan yang secara potensi di atas Indonesia. Kalau lawan Irak, Iran, Arab Saudi, Cina, Jepang atau Korea Selatan, Indonesia belum siap,“ paparnya pada Radio Nederland. Untuk jangka panjang, pelatih senior yang sekarang bertugas meloloskan Tuvalu negeri kerdil di Polinesia jadi anggota FIFA itu, yakin sepak bola Indonesia mampu mengimbangi negeri tangguh. Dengan syarat ada kesabaran dan kemauan tinggi. “Sebab pemain muda Indonesia punya motivasi bagus. Haus pengetahuan didasari teknik individu yang mumpuni. Hanya fisik dan taktis yang harus ditingkatkan.”

Struktur
Caranya menurut penyandang gelar Bangsawan Kerajaan Belanda itu, Indonesia harus membangun dasar pelatihan usia muda yang baik, fasilitas pelatihan yang memadai, kompetisi mapan dan pelatih yang handal. Itu semua harus terstruktur, dan dia pernah bicara soal ini. “Beberapa tahun lalu saya pernah menjajaki bersama Rahim (Sukasah red) untuk membangkitkan pelatihan usai muda. Dia punya visi bagus, sabar dan tahu apa yang diharapkan. Masalah muncul ketika banyak hambatan dan halangan untuk realisasinya. Kemudian rencana itu menghilang dan saya tidak dengar apa-apa lagi,” ungkapnya kepada RNW.

Tegas dan Profesional
Ketika dimintai saran, pria kelahiran 26 Juni 1943 kepada Radio Nederland mengatakan bahwa Wim Rijsbergen harus tegas dari awal. “Minta kejelasan soal seleksi pemain dan mendapatkan staf yang bisa dipercaya. Lantas pemain sendiri perlu sering latihan lawan tim-tim tangguh. Mereka juga harus lebih profesional, kalau sedang bermain jangan sampai konsentrasi terpengaruh keputusan wasit,” pungkas pelatih yang sohor menangani bakat muda itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar