Pelatih baru Chelsea Andre Villas-Boas mencoba meraih simpati dengan cara yang berbeda dari mentor sekaligus pendahulunya, Jose Mourinho.
Tahun 2004 silam, dalam jumpa pers saat diperkenalkan pertama kali sebagai pelatih Chelsea, Mourinho dengan segala keangkuhannya yang terkenal mengatakan, “Saya adalah jawara Eropa. Saya bukan sesuatu yang keluar dari botol. Saya rasa saya adalah ‘yang istimewa (the special one).”
Kini, pada situasi yang sama, Villas-Boas, yang juga pernah menjadi asisten Mourinho saat di Porto, Chelsea dan Inter Milan itu, memilih cara yang jauh lebih rendah hati.
“Saya akan menunggu orang-orang memberikan julukan kepada saya saat sukses nanti. Saya harap saya bisa sukses, baru setelah itu saya akan diberi julukan,” ujarnya, seperti dilansir The Mirror.
“Mungkin saya harus dipanggil the Group One (orang yang bergantung pada kelompoknya). Saya ingin menyatukan orang-orang agar bersama-sama meraih sukses. Itulah target saya. Semua orang ingin sukses dan menjadi yang terbaik. Saya rasa saya hanyalah satu bagian dari klub besar yang sedang mengincar kesuksesan ini.”
Villas-Boas menggantikan Carlo Ancelotti, yang baru menjabat selama dua musim. Ancelotti didepak pada musim kedua karena gagal menghasilkan gelar, padahal di musim perdananya pelatih asal Italia itu sukses mempersembahkan trofi Liga Primer Inggris dan Piala Liga.
Ancelotti adalah pelatih keenam yang dipecat Roman Abramovich sejak 2004 silam dan Andre Villas-Boas sadar betul akan besarnya tuntutan di Chelsea dan akan mendapatkan tekanan yang sama.
Mantan pelatih Porto tersebut berkomentar, “Kita semua tahu apa yang diharapkan oleh klub ini. Para pelatih sejak tujuh tahun silam sudah berusaha meraih trofi, dan saya rasa perlakukan pemilik klub tak akan berbeda kepada saya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar