Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Menelusuri Keanehan FIFA


Mulanya, Federasi Asosiasi Sepakbola Internasional (FIFA) adalah organisasi relawan. Namun, seiring berjalannya waktu, FIFA mengalami pergeseran yang cukup egois.

Sejak dibentuk pada 21 Mei 1904, FIFA memiliki anggota yang lebih banyak ketimbang PBB sekalipun. Yakni 208 negara, sedangkan anggota PBB hanya 192 negara. Terdapat beberapa fakta aneh seputar keberadaan FIFA.

Pertama, lembaga ini didaftarkan sebagai charity atau lembaga amal. Pajak yang dibayarkan FIFA di markasnya, Swiss, amat sedikit. FIFA juga diduga memiliki cara menghindari pajak dengan meminta syarat pembebasan pajak ke negara yang ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia.

“Setiap tuan rumah Piala Dunia harus memberikan potongan pajak kepada FIFA dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam penyelenggaraannya,” demikian FIFA saat diwawancarai tahun lalu.

Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, mencapai rekor termahalnya dengan menelan biaya 33 miliar rand atau sekitar Rp41,87 triliun. Namun, ada tax-free bubble yang berdasarkan permintaan FIFA, membuat lembaga itu dan anak usahanya bebas dari segala pajak.

Kedua, hak siaran pertama Piala Dunia pada 1954 yang diadakan di Swiss dan dimenangkan Jerman Barat, diberikan begitu saja. Dengan jumlah penonton dunia yang terus bertambah, FIFA menyadari hal ini menjadi sebuah tambang emas.

Per 1986, hak siar terjual senilai 35 juta poundsterling dan dikeruk oleh FIFA sendiri. Hingga kini, hak siar merupakan pendapatan tertinggi FIFA. Permasukan dari venue terkait event FIFA mencapai 93% dan dari hak siar mencapai lebih dari 50%.

Ketiga, FIFA mencetak sejarah dalam sponsorship kelas global ketika berusaha memasukkan mitra utamanya, Coca-Cola, saat Piala Dunia Argentina pada 1978. Kudeta militer dua tahun sebelumnya menciptakan dilema bagi otoritas sepakbola dunia itu.

Tak memiliki kendali dan tak mengantungi perjanjian beriklan, FIFA harus mencari cara agar raksasa soft drink itu bisa diterima. Akhirnya, uang berbicara. FIFA meminta Coca-Cola membeli hak iklan dari Argentina sehingga Coca-Cola bisa ‘menggandeng’ FIFA di event-nya sendiri.

Keempat, globalisasi permainan di bawah kepemimpinan Joao Havelange, presiden kelima FIFA dan pendahulu Sepp Blatter. Spanyol diharapkan menjadi tuan rumah 16 negara saat mengajukan jadi tuan rumah Piala Dunia 1982.

FIFA kemudian menyatakan, jumlah negara peserta berlipat menjadi 24 negara. Havelange memberikan janji kampanye untuk meningkatkan pelatihan dan kesempatan bagi tim Asia-Afrika.

Caranya, dengan kembali meminta dana ekstra dari Coca-Cola. Imbalannya, janji sponsorship eksklusif di seluruh dunia. Dengan kata lain, telah terjadi globalisasi FIFA melalui Coca-Cola dan sponsorship olahraga dunia pun lahir.

Kelima, FIFA yang memiliki lebih banyak anggota, yakni 208 negara, ketimbang PBB yang 192 negara. Hanya delapan negara yang tidak menjadi anggota FIFA, termasuk Vatikan, Kiribati dan Monako.

Hal ini amat jauh dari permulaan FIFA pada 1904, ketika perwakilan tujuh asosiasi sepakbola Eropa bersatu, ingin memperbaiki sepakbola global. Jika menerima anggota yang belum diakui kedaulatannya seluruh dunia, lalu, mengapa masih ada yang belum menjadi anggotanya?

1 komentar:

  1. ini sumber nya valid tidak? dapat sejarah darimana? saya ingin tahu lebih banyak. trims.

    BalasHapus