Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Bakrie Batal Kelola Arema


Pembina Yayasan Arema Rendra Kresna memastikan Grup Bakrie membatalkan niatnya mengelola Arema.

Kepastian batalnya Bakrie disampaikan Rendra di depan belasan wartawan di Kantor Arema di Jalan Sultan Agung 9, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Sabtu malam, 18 Juni 2011. Rendra didampingi Pengawas Yayasan Arema Bambang Winarno dan juru bicara Arema, Sudarmaji.

“Batalnya karena ada pembayaran gaji pemain oleh pihak asing yang tak dikenal pengurus ingin menguasai Arema, tapi caranya tidak beretika. Jujur, saya kecewa kepada pemain yang menerima gaji itu, tapi saya tak bisa menyalahkan mereka karena mereka memang butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan itu memang rezeki mereka dari pihak asing,” kata Rendra.

Rendra menegaskan dirinya bersama Ketua Yayasan Arema Muhamad Nur telah berusaha memenuhi janji membereskan tanggungan utang gaji pemain hingga 19 Juni besok. Janji ini disampaikan dalam pertemuan antara pengurus yayasan dengan pelatih dan pemain di Restoran Batavia, Jalan Jakarta, Kota Malang, 2 Juni lalu.

Namun, kata Bupati Malang itu, belum tenggat tiba, pihak asing itu secara sepihak mengambil kesempatan dengan membayarkan gaji pemain tanpa sepengetahuan pengurus di Balai Kota Batu pada Senin (13/6) malam.

Rendra tak menyangkal ketika diminta memastikan bahwa pihak asing dimaksud adalah Muhamad Nur dan Direktur PT Arema Indonesia Siti Nurzanah. Duo Nur membayar 3 bulan gaji pemain secara kontan berkat bantuan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko dan kelompok pengusaha teman Eddy.

Karena pemain sudah terlanjur menerima gaji, Rendra bersama Pembina yang lain, Iwan Kurniawan (bos PT Anugerah Citra Abadi), mencari duit untuk membayarkan dua bulan gaji pemain senilai Rp 2,24 miliar. Ini semata untuk memenuhi janji di Restoran Batavia.

Gaji akan dibayar Rendra sepulang dari menunaikan ibadah umrah pada 29 Juni nanti. Rendra berangkat umrah Minggu pagi, 19 Juni. Namun ada syaratnya: pemain harus mengembalikan gaji yang diterima dari pihak asing.

“Selama saya umrah, silakan pemain mengembalikan gaji ke pihak asing yang memberi gaji mereka. Tapi jika tak mau (mengembalikan) pun tak apa-apa; kita bisa cari pemain lain musim depan. Sekali lagi, saya tidak menyalahkan pemain karena mereka memang butuh uang, tapi saya perlu mengingatkan pemain untuk mematuhi kesepakatan di Restoran Batavia kemarin dan saya percaya mereka pemain profesional,” kata Ketua Partai Golkar Kabupaten Malang itu.

Rendra pun tak mempersoalkan jika pihak asing menolak pengembalian gaji pemain dan menganggapnya sudah menjadi rezeki pemain. Tapi, kata dia, pemain harus tahu, gara-gara mereka menerima gaji dari pihak asing, karut-marut masalah Arema menjadi semakin runyam sampai akhirnya Bakrie batal masuk.

Ia menolak batalnya Bakrie dikarenakan masalah kepengurusan di yayasan dan perseroan yang belum lengkap. Sebaliknya, Rendra menegaskan, dirinya bukan “Bakrie oriented”, yang memaksakan harus Bakrie yang mengelola Arema.

“Itu tak ada urusan dengan posisi saya sebagai ketua Golkar. Tidak ada kaitannya dengan politik, juga hubungan dengan LSI (Liga Super Indonesia), LPI (Liga Primer Indonesia), atau kongres (PSSI), tapi ini menyangkut masalah etika yang harus dijunjung tinggi,” katanya.

Etika yang dimaksudnya adalah sejak lama Bakrie membantu Arema. Kontribusi ini nyata sehingga Bakrie pantas diberi kesempatan pertama untuk “melamar” Arema. Jika Bakrie tak mau, silakan pihak lain yang berkontribusi “melamar” pula. Ia mencontohkan beberapa sponsor seperti Axis, Honda, dan Bank Saudara.

Ditegaskannya lagi, pengurus akan terus berusaha mencari calon investor baru yang tidak akan menjadikan Arema sebagai tunggangan politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar