Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Saleh Ismail Mukadar Pesimistis Terpilihnya Sepp Blatter


Salah seorang pendukung duet George Toisutta - Arifin Panigoro, Saleh Ismail Mukadar, menilai terpilihnya Joseph "Sepp" Blatter sebagai Presiden FIFA tidak terlalu banyak membawa pengaruh pada sepak bola Indonesia.

Saleh yakin ingatan Blatter terhadap Indonesia pendek, karena tim nasional negara ini hanya berada di peringkat bawah FIFA. "Siapapun presidennya, FIFA tidak akan mudah mengingat Indonesia, karena sepak bola kita berada di ranking bawah dari negara-negara di dunia," kata Saleh, Kamis 2 Juni 2011.

Menurut Saleh, yang banyak mewarnai sepak bola di Indonesia justeru dua pejabat di bawah Blatter, yakni Sekretaris Jenderal Jerome Valcke serta Direktur Asosiasi Anggota dan Pengembangan FIFA Thiery Regenass.

Blatter, kata dia, hanya menerima laporan dari kedua bawahannya ini. "Celakannya, keduanya sering memelintir soal kondisi sepak bola di Indonesia kepada Blatter," imbuh Saleh.

Saleh menuding Valcke dan Regenass tidak obyektif dalam memandang permasalah di Indonesia karena keduanya merupakan teman dekat bekas Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dan wakil ketua Nirwan Bakrie.

Dengan kekuatan lobinya itulah, menurut Saleh, kelompok Nirwan berupaya menjegal pencalonan Toisutta dan Panigoro. "Ada indikasi kelompok status quo tidak rela PSSI diambilalih kelompok reformis," ungkap Saleh.

Saleh meyakini Valcke dan Regenass berkonspirasi dengan kelompo status quo untuk menolak Toisutta - Panigoro. Indikasinya, ketika proses verifikasi calon ketua umum dilakukan menjelang Kongres PSSI pertama, tidak ada surat dari Indonesia kepada FIFA yang menyatakan bahwa Nirwan, Toisutta dan Panigoro tidak boleh dicalonkan.

Tapi tiba-tiba muncul surat dari FIFA yang menyebutkan bahwa ketiganya tidak diperbolehkan maju sebagai calon ketua umum. "FIFA tahu dari mana nama-nama itu kalau tidak dibisiki oleh kelompok status quo," imbuh Saleh.

Sebenarnya Saleh tidak heran bila Regenass dan Valcke memiliki kedekatan dengan Nirwan. Sebab saat Nurdin masih menjabat ketua umum, mereka karap dijamu saat datang ke Indonesia. "Karena itu keduanya menutup mata terhadap terpilihnya Nurdin sebagai Ketua Umum PSSI walaupun sebagai bekas narapidana dia jelas-jelas melanggar statuta FIFA," kata Saleh.

Karena itu Saleh pesimistis terpilihnya Blatter bisa mengubah sepak bola Indonesia menjadi lebih baik bila di Zurich masih bercokol Valcke dan Regenass. Bagi dia kunci kisruh sepak bola di tanah air karena konspirasi oknum FIFA dengan kelompok lama yang didukung oleh partai politik.

"Orang yang tidak tahu duduk masalahnya menghujat Kelompok 78 sebagai biang kekisruhan. Padahal kami menginginkan perubahan, salah satunya sepak bola tanpa APBD," ujar Saleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar