Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PSSI Disandera Konspirasi Busuk


Jauh sebelum KP/KB era Nurdin dibentuk, Jendral TNI (AD) George Toisuta (GT) telah ditawari untuk tetap maju sebagai calon ketua tapi menggandeng Nirwan Darmawan Bakrie (NDB) yg waktu itu masih menjadi pasangan tetap Nurdin Halid.Oleh GT saat itu juga tawaran tersebut ditolak dengan alasan bahwa dia telah mengikat janji untuk maju berpasangan dengan Arifin Panigoro (AP). Setelah KP bentukan Nurdin yg diketuai Syarif Bastaman tidak meloloskan GT dan AP orang2nya NDB kembali menawarkan GT agar mau berpasangan dengan NDB bila ingin kartunya tetap hidup sebagai calon ketua umum PSSI, namun jawaban tersebut kembali ditolak bahkan justru tawaran kedua ini yang membuat GT amat tersinggung karena mulai menyadari bahwa NDB mulai bertindak tidak fair dalam proses pencalonan Ketua Umum/wakil ketua umum PSSI.Tawaran untuk bisa memasangkan GT dengan NDB secara ekplisit juga disampaikan Agum Gumelar kepada Komite Normalisasi yg pertama terbentuk kendati pada saat itu FIFA telah dengan tegas melarang GT, AP, NDB dan Nurdin untuk maju sebagai calon Exco pada tanggal 4 April 2011. Artinya sama dengan sebelumnya bila GT mengiyakan tawaran tersebut maka keputusan FIFA juga bisa dapat dirubah sesuai permintaan dari Indonesia,dan tawaran terakhir ini juga ketika dikonfirmasi oleh beberapa anggota KN yg belum dipecat ketika itu ditolak juga oleh GT dengan tegas.

Mengapa keputusan FIFA tersebut adalah pesanan kelompoknya NDB/status quo ? sebagaimana diketahui pada tgl.4 April FIFA mengumumkan pelarangan pada empat nama sebagai disebut diiatas dengan mendasarkan pada keputusan komite banding yg dipimpin oleh Prof.Tjipta Lesmana pada tgl.28 Pebruari 2011,padahal tidak pernah ada keputusan Komite Banding pada tanggal 28 Februari yang benar adalah keputusan komite banding pada tanggal 25 Februari dengan menolak banding yg diajukan GT dan AP juga Sihar Sitorus dan Tuty Dau, artinya bila keputusan FIFA berdasarkan keputusan banding Tjipta Lesmana maka seharusnya yg dilarang adalah GT,AP,Sihar dan Tuty Dau bukan GT, AP, NDB dan Nurdin.
Apalagi setelah ditelusuri dari data yang ada tidak ada satupun surat dari Indonesia yang menyatakan empat orang tersebut tidak eligebel/layak sebagai calon exco,lalu dari mana FIFA mendapatkan 4 nama tersebut untuk kemudian dibuatkan keputusan ???

Hubungan Thierry Regennas dan kelompok Nirwan

tahun 2007 ketika Nurdin terpilih kedua kalinya FIFA dengan tegas sudah meminta PSSI untuk menggelar ulang Konggres luar biasa karena memilih Nurdin dinilai oleh FIFA sebagai pelanggaran berat statuta dimana seseorang yg pernah dipidana dilarang menjadi calon Exco, FIFA juga meminta PSSI untuk merubah beberapa pasal statuta PSSI agar sesuai standard statuta FIFA dan untuk kepentingan tersebuat FIFA mengirim Thierry Regennas (Direktur Asosisasi FIFA) ke Indonesia.

Luar biasanya bukannya PSSI yang mengikuti kemauan FIFA tapi justru FIFA yang mengikuti kemauan PSSI di bawah Nurdin untuk memelintir statuta sesuai keinginan Nurdin Cs.Ada sekitar 5 pasal krusial dalam statuta PSSI yg diplintir sesuai keinginan PSSI satu diantaranya pasal tentang syarat calon Exco yg belakangan dibenarkan FIFA.Anehnya dalam berbagai kesempatan Regennas dgn yakin menyatakan bahwa statuta PSSI telah sesuai dengan standard statuta FIFA karenanya statuta tersebut telah diapprove oleh FIFA.Loby atau apapun namanya yg membuat Regnnas begitu gigih membela Nirwan dan kelompoknya ini berlanjut hingga kini,betapa tidak ketika Sepp Blater ditanya oleh ketua Judo Jepang mengapa sahabatnya George Toisuta dari Indonesia dilarang menjadi Ketua Federasi Sepak bola Indionesia ?? di jawab oleh Blater bahwa kami tidak ada masalah dengan teman anda, yg tidak mau teman anda jadi ketua federasi adalah orang Indonesia.

Agum Gumelar sebagaimana pernyataannya waktu ke Swiis pada tgl.2 April menyatakan bahwa dia baru saja ketemu Blater sebenarnya Blater gak ada masalah dengan pencalonan GT/AP hanya Regenas saja yg masih keberatan.jadi kesimpulannya persoalan pelarangan terhadap GT/AP juga NDB adalah bentuk konspirasi busuk yang terjadi antara kelompok Nirwan Darmawan Bakrie dengan Thierry Regennas selaku Direktur Asosiasi FIFA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar