Tak hanya klub-klub Liga Super Indonesia (LSI) saja yang memberikan keluhan. Tetapi, klub Divisi Utama juga mengeluhkan aspek finansial dan legal dalam workshop PSSI.
Seperti diketahui, hari ini Rabu (8/3/2011) WIB, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sesuai mandat AFC menggelar workshop di Hotel Sahid, Jakarta, yang melibatkan seluruh klub profesional di Indonesia, termasuk klub-klub yang tergabung dalam Liga Primer Indonesia (LPI).
Dalam workshop tersebut, para para klub diberikan penjelasan timeline yang harus dipenuhi jika ingin menjadi klub profesional dan bermain di divisi kasta tertinggi.
karena berpatokan pada lima aspek kelayakan klub profesional dari AFC, yakni payung hukum (legal), finansial, infrastruktur, personel dan sporting (pembinaan, kontrak pemain dan perangkat pertandingan), maka klub-klub calon peserta kompetisi musim 2011/2012, harus terlebih dahulu menjalani proses verifikasi kelayakan sebagai peserta kompetisi.
Hal itu ditegaskan oleh Zainal Safrudin, Wakil Ketua Persikabo Kabupaten Bogor, setelah mengikuti workshop yang berlangsung dio Hotel Sahid, Jakarta.
“Kita tidak terlalu keberatan untuk masalah legalitas. Akan tetapi, kami sangat mempermasalahkan tentang finansial,” ungkapnya.
“Untuk dana operasional saja kita butuh uang Rp8 miliar, ditambah deposit Rp2 miliar, jelas itu sulit bagi kami. Apalagi kami hanya diberi waktu 2 minggu. Saya berharap PSSI mencarikan sponsor untuk klub-klub Divisi Utama.”
Jika aspek legalitas dan syarat deposit tak bisa dilakukan klub-klub Divisi Utama, Zaenal mengaku klub-klub Divisi Utama sudah punya kesepakatan.
“Jika klub-klub tak sanggup dengan syarat tersebut, maka 44 klub Divisi Utama akan mulai dari amatir, karena kompetisi amatir masih boleh menggunakan APBD. Amatir namun tetap di Divisi Utama. Kalau nanti promosi ke ISL kami siap profesional,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar