Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Persis Solo Merasa Tak Sanggup Dengan Format Kompetisi 2011-1012


Persis Merasa Tak Sanggup - Musim depan setiap klub yang berlaga di kompetisi profesional, baik Liga Super maupun Divisi Utama harus lolos verifikasi. Syarat lolos adalah setiap klub harus memenuhi lima hal yang ditetapkan Association Football Confederation (AFC).
Dalam melakukan verifikasi, tim AFC akan melakukan penilaian terhadap lima aspek, yakni aspek legal, finance, infrastruktur, administrasi (personel) dan supporting (dalam hal pembinaan usia dini).

Hal ini muncul dalam Assesment Workshop yang dilakukan PSSI, klub-klub serta wakil AFC di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (3/8) lalu. Menanggapi hal ini Persis Solo selaku salah satu klub yang berlaga di kompetisi Divisi Utama merasa keberatan. Persis mengaku untuk melengkapi lima aspek ini butuh proses cukup panjang.

Padahal AFC telah menetapkan lima aspek ini harus dilengkapi per tanggal 22 Agustus. Sebelum kompetisi digulirkan mulai 8 Oktober mendatang. “Kami jelas tak sanggup untuk melengkapi proses itu sesuai waktu yang telah ditetapkan. Waktunya terlalu singkat. Jangankan kami (Persis-red), saya yakin semua klub, baik Divisi Utama maupun ISL juga sependapat,” ujar Ketua Umum Persis Solo, FX Hadi Rudyatmo, kepada Espos, Kamis (4/8).

Pria yang akrab disapa Rudy ini menegaskan salah satu persyaratan AFC adalah setiap klub harus memiliki legalitas. Ini berarti klub-klub harus memiliki badan hukum dan berbentuk perseroan terbatas (PT) yang sudah disahkan Menteri Hukum dan Perundang-undangan. Untuk meminta pengesahan, tentunya tak bisa dilakukan dalam waktu satu atau dua pekan.

Selain pengesahan, syarat AFC juga memuat aspek keuangan (finance), di mana setiap klub diwajibkan memiliki sumber dana tetap tanpa sokongan APBD. Praktis, setiap klub harus menyertakan rincian keuangannya, dilampiri sumber pendapatannya.

Hal inilah yang hingga kini belum dilakukan Persis. Meski sudah dua musim tak lagi menyusu APBD tapi kondisi keuangan Persis sangat memprihatinkan.

Bahkan musim lalu, Persis sempat tak mampu menyelesaikan kompetisi. Laskar Samber Nyawa tak mampu melakoni dua partai terakhir, melawat ke Persiram Raja Ampat dan Perseman Manokwari karena kehabisan dana.

Praktis, masa depan Persis berlaga di kompetisi berlabel profesional terancam gagal. Meski demikian, Rudy mengaku tak akan berdiam diri. Ia bersama klub-klub Divisi Utama lainnya berniat mengajukan banding kepada PSSI.

Solo FC siap

Berbanding terbalik dengan Persis, klub satu kotanya yang berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI), Solo FC justru menyatakan siap memenuhi persyaratan tersebut. Klub berjuluk Ksatria XI yakin lolos dalam verfikasi.

“Kami sudah siap diverifikasi untuk mendapat sertifikat profesional. Silakan diperiksa,” ujar Direktur Operasional Solo FC, Abraham EWT, saat dijumpai Espos di Graha Solo Footbal, kemarin.

Bram bahkan menyatakan untuk kelima aspek yang ditentukan sudah dijalankan. Salah satunya yakni aspek legal. Ini dibuktikan dengan adanya akta badan hukum yang telah dimiliki dan diwujudkan dengan berdirinya PT Solo Indo Mandiri Profesional (SIMP).

Selain itu, dari aspek keuangan, Bram mengaku Solo FC sudah tak ada masalah. Dia menyebutkan sekitar 40-60% sumber pendapatan Solo FC sudah jelas, yakni dari hasil penjualan tiket di setiap laga home.

“Dari pemasukan tiket kami termasuk yang terbesar di antara tim LPI lainnya. Kami menempati urutan kedua, di bawah Persebaya 1927 dan di atas Manado United,” imbuhnya.

Selain dua aspek itu, ketiga aspek lainnya pun sudah dipenuhi Solo FC. Baik infrastruktur, administrasi maupun supporting. Tapi untuk supporting memang sampai saat ini Solo FC belum melakukan proses pembinaan tim usia muda. Tapi hal ini akan dilakukan sesegera mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar