Meski proses verifikasi belum berjalan, kesebelasan Persik Kediri sudah menyatakan tidak sanggup menyediakan dana deposit Rp 5 miliar seperti ditetapkan PSSI. Persik justru berencana menggalang klub-klub lain untuk memprotes aturan itu.
Sekretaris Umum Persik Barnadim mengatakan hingga hari ini tak satu pun pengurus Persik yang memiliki skema pencarian dana deposit. Beberapa kali rapat pengurus yang dilakukan juga tak menemukan solusi dari mana uang itu diperoleh.
"Tidak ada gambaran sama sekali," kata Barnadi, Selasa, 9 Agustus 2011. Beberapa alternatif sumber keuangan yang bisa digali, menurut Barnadi, sudah menutup diri, di antaranya perusahaan rokok PT Gudang Garam.
Pabrik yang berada di Kediri ini hanya bersedia memberikan bantuan tak mengikat sebesar Rp 1 miliar. "Itu pun sudah digunakan melunasi gaji pemain yang sempat molor," katanya.
Kondisi ini, menurut dia, juga dialami klub-klub lain. Bahkan berdasarkan perhitungannya jumlah klub yang mampu bisa dihitung dengan jari.
Disinggung batas waktu pembayaran deposit tanggal 22 Agustus mendatang, Barnadi mengaku tak khawatir. Dia justru berancang-ancang membangun konsolidasi dengan klub-klub lain untuk memprotes pengurus PSSI.
"Kalau tidak mampu bayar, mau bagaimana lagi. Mereka dong yang harus realistis," katanya. Baginya, akan menjadi preseden buruk jika Persik tak lolos dalam verifikasi nanti. Sebab, selama ini Persik telah berpengalaman menjadi tuan rumah AFC.
Selain memiliki Stadion Brawijaya yang berskala internasional, pembentukan badan hukumnya tinggal selangkah lagi. Jika suatu saat diperlukan, Kementerian Hukum dan HAM sudah bisa menerbitkan surat keterangan untuk Persik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar