Setelah dinyatakan berhenti oleh ketua umum PSSI Johar Arifin, pengurus Liga Primer Indonesia langsung meninggalkan begitu saja liga tersebut, tanpa adanya penghargaan bagi para pesertanya.
Kepala Kompetisi LPI, Hendriyana mengungkapkan bahwa hingga kini LPI tidak memiliki agenda untuk melakukan seremoni penutupan, apalagi penghargaan kepada tim yang berada di puncak klasemen maupun gelar pemain terbaik maupun pencetak gol terbanyak.
LPI, yang menghebohkan sepak bola nasional dengan klaimnya sebagai liga profesional dan lebih baik daripada liga gelaran PSSI sendiri saat itu, akhirnya berhenti tanpa sempat menyelesaikan musim perdananya.
"Belum dibicarakan dalam level manajemen LPI. Kami sebelum dan saat ini masih terfokus pada kompetisi berikutnya," katanya, Selasa (16/8/2011) siang.
Untuk daftar top skor sementara, ada tiga nama yang bersaing, yakni Fernando Soler (Real Mataram), Juan Manuel Cortez (Batavia Union) dan Abdelhadi Laakkad (Medan Chiefs). Ketiganya sama-sama mengoleksi 13 gol.
Begitu juga ketika ditanya apakah LPI akan mengadakan upacara penutupan. "Internal mungkin ada, tetapi dengan skop yang besar belum ada pembicaraan," tutupnya.
Berbagai penyimpangan terhadap peraturan PSSI yang berlaku membuat PSSI sendiri kesulitan mengakomodir liga yang dicap sebagai liga sempalan oleh FIFA tersebut. Induk sepak bola nasional itu akhirnya memilih menghentikan LPI.
Nasib klub-klub LPI, terutama para pemain pun terkatung-katung. Belum ada kejelasan mengenai nasib mereka. Kini ketua umum berusaha menyelematkan mereka dengan membujuk klub-klub Liga Indonesia untuk merger dengan klub-klub LPI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar