Dua kepala yang saat ini berebut hak memimpin Arema Indonesia disebutkan telah sepakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya pada Kongres Luar Biasa PSSI di Solo, Sabtu (9/7/11).
Komite Normalisasi (KN), melalui rapat pleno 5 Juli lalu memutuskan mencoret hak pilih Arema karena munculnya dualisme kepemimpinan.
Menurut anggota KN Joko Driyono, dualisme kepemimpinan ini dikhawatirkan bisa memunculkan dua nama berbeda sebagai pemegang mandat untuk satu hak suara. Jika ini terjadi, bisa muncul potensi ricuh.
Dijelaskan Tigor Shalomboboy, anggota tim verifikasi mandat hak suara, Edy Rumpoko dan Rendra Krisna, kedua pemimpin Arema, telah bersepakat untuk tidak mengirim wakilnya.
"Kedua belah pihak sebenarnya sudah sepakat untuk tidak memilih. Jadi masalah dualisme kepemimpinan di Arema, adalah penyebab Arema dicoret namanya dalam kepemilikan hak suara. Tapi sekali lagi kami tidak bisa memutuskan masalah itu sendiri. Karena KN yang akan memutuskannya secara final," papar Tigor.
Meski sudah diputuskan lewat pleno, Joko beberapa waktu lalu menegaskan surat keputusan resmi baru keluar Kamis malam atau Jumat dini hari, namun hingga kini pihaknya belum memberikan keterangan seputar hal tersebut.
Sementara itu, media officer Arema Sudarmadji sebelum ini menjelaskan Singo Edan akan tetap mengirimkan wakilnya, namun hanya untuk memberikan dukungan agar kongres berjalan lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar