Urutan kejadiannya adalah sebagai berikut:
Asosiasi Pemain Sepakbola Profesional Indonesia (APPI) adalah organisasi yang didirikan oleh Arya Abhiseka dan Vennard Hutabarat.
Di tahun pertama saat belum terkumpul pemain maka APPI menunjuk Vennard sebagai Presiden dan Arya sebagai Sekjen.
Di tahun pertama karena pemasukan APPI yang seharusnya datang dari iuran pemain hanya menghasilkan Rp15juta. APPI kemudianmendapatkan subsidi dari FifPro sebesar $12.500/tahun.
Dana tersebut digunakan untuk kebutuhan operasional seperti membiayai perjalanan presiden dan sekjen ke luar negeri untuk menghadiri kongres pertama di Santiago, Chile. Usai tahun pertama APPI menyerahkan laporan keuangan yang diaudit kepada Fifpro sebagai syarat untuk bisa mendapatkan subsidi tahun berikutnya
Di tahun kedua saat APPI menjadi candidate member, FifPro memberi subsidi sebesar $30.000 yang diberikan dalam 2 termin. Saat itu karena pemain masih takut menjadi anggota maka tidak diperoleh pemasukan keanggotaan yang signifikan. Kembali APPI harus mendanai perjalanan Vennard dan Arya ke kongres dua kali dalam setahun yaitu Budapest, Hungaria dan Tokyo, Jepang. Kebutuhan lainnya seperti pembiayaan operasional dan pembayaran gaji menyebabkan APPI mengalami defisit anggaran dalam 2 tahun pertamanya. Di tahun kedua juga APPI sudah menyerahkan audit laporan keuangan kepada Fifpro.
Di tahun ketiga, status APPI dinaikkan menjadi full member pada Kongres di Malaysia dan berhak mendapat subsidi $80.000/tahun yang kembali diberikan dalam 2 termin. Pembayaran termin pertama sebesar $40.000 sudah dilakukan pada bulan Juni 2010.
Saat itu juga Arya tergabung dalam gerakan reformasi sepakbola dan telah memberika informasi kepada chairman FifPro Asia Brendan Schwab bahwa tidak dapat lagi menjabat sebagai sekjen APPI, maka organisasi tersebut dibekukan oleh FifPro Asia.
Dari pemberian subsidi $40.000 terpakai lebih dari $10.000 sehingga anggaran APPI tersisa sebesar Rp265juta rupiah atau setara dengan $30.000. Dana tersebut sudah terlapor dan masih tersimpan. Dalam kesepakatan dengan Brendan Schwab dan Presiden APPI yang baru terpilih Ponaryo Astaman, dana tersebut akan diserahterimakan oleh pengurus lama kepada pengurus baru. $40.000 sisa subsidi yang seharusnya diterima APPI sampai kini masih belum diterima akibat dibekukannya organisasi tersebut oleh FifPro.
Waktu penyerahan sudah disepakati dan disetujui akan berlangsung minggu depan di Balikpapan kepada Ponaryo Astaman.
Untuk menanggapi tudingan penggelapan uang:
1. FifPro tidak pernah memberikan subsidi sejumlah yang dituduhkan Rp1,7M. Total subsidi adalah $82.500 atau nilai rupiah Rp745juta selama 3 tahun.
2. Saat ini masih tersisa anggaran tidak terpakai sebesar Rp265juta dengan maksud diserahterimakan kepada Presiden Ponaryo.
3. Bahwa APPI selama tiga tahun ke belakang memang belum menjadi organisasi yang mapan, dikarenakan tidak diterima oleh pengurus PSSI yang lampau dalam berbagai usaha untuk mewujudkan MoU dengan PSSI.
4. Laporan keuangan tahun ketiga memang belum diserahkan kepada Fifpro karena tahun belum habis berjalan dan terjadi pembekuan di awal tahun finansial.
5. Komunikasi aktif telah dilakukan oleh pengurus lama kepada Brendan Schwab dan Ponaryo mengenai rencana serah terima.
Demikian kami melaporkan klarifikasi mengenai tudingan penyelewengan uang yang juga dapat dicek kebenarannya kepada FifPro. Terima kasih.
Dengan hormat,
Arya Abhiseka
Sumber: Goal.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar