Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Reformasi PSSI Jalan Terus


Bayang-bayang sanksi FIFA jika kongres yang disebut Komite Normalisasi PSSI sebagai Kongres Luar Biasa deadlock dan tidak menghasilkan keputusan apapun diminta untuk tak perlu ditakuti oleh masyarakat Indonesia. "Pilihan yang ideal adalah reformasi PSSI tetap jalan, namun sanksi FIFA dihindari," kata wartawan senior Tempo Toriq Hadad dalam Sarasehan Sepak Bola Indonesia "Menggugat Prestasi" di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung Kamis, 23 Juni 2011.

Toriq mengatakan kalaupun terpaksa dia lebih memilih reformasi sepak bola jalan terus walaupun harus terkena sanksi. Kepala Pemberitaan Koorporat dan Direktur Produksi Kelompok Tempo Media itu mengatakan sanksi FIFA bukanlah sesuatu yang menakutkan.

"Dalam tiga tahun terakhir ini yang paling lama adalah Brunei Darusalam selama 20 bulan," ujarnya. Selain Brunei, sanksi untuk negara lain tak pernah berbilang tahun. Menurut Toriq jika sanksi itu terjadi maka pembenahan internal lebih penting ketimbang kebutuhan berkiprah di ajang internasional. Toh, kata dia, Indonesia hingga Mei lalu berada di peringkat 130 dunia di bawah Thailand.

Toriq mengatakan jika sanksi terjadi Indonesia hanya tidak bisa mengikuti turnamen internasional yang diselenggarakan oleh FIFA. "Sedangkan turnamen di dalam negeri tetap bisa jalan terus, pemain tetap bisa digaji," katanya.

Dalam kesempatan itu Toriq mengatakan membenahi dapur kotor PSSI akan menjadi tugas yang sangat berat bagi siapapun yang memimpin PSSI kelak.

Pada kesempatan yang sama peneliti ICW Apung Widadi yang juga pendiri Save Our Soccer mengatakan penggunaan dana APBD untuk klub sepak bola profesional merupakan sumber tragedi sepak bola Indonesia. Kerap, kata dia, penggunaan dana itu tidak punya pertanggungjawaban yang jelas. Belum lagi, dana itu juga kadang digunakan untuk kampanye bagi pengelola klub yang ingin maju pemilihan kepala daerah.

"Ada relasi antara juara liga dengan situasi pilkada di satu daerah," kata Ipung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar