Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Agum Koordinasi dengan Semua Pihak, Agar Kongres Lancar


Ketua Komite Normalisasi PSSI Agum Gumelar menegaskan bahwa dirinya akan melakukan langkah-langkah komunikatif dengan semua pihak yang terkait, menjelang kongres pemilihan pengurus PSSI di Solo, 30 Juni mendatang. "Misi utamanya adalah jangan sampai terkena suspension. Semua harus mengerti," katanya dalam konferensi pers di Kantor PSSI, Senin, 6 Juni 2011.

Agum menyatakan pihaknya akan memulai jalinan komunikasi dengan Komite Olahraga Nasional serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. "Akan langsung dimulai malam ini. Kami juga akan menjalin komunikasi ke daerah-daerah, KN akan berbagi tugas untuk itu, katanya.

Hal itu juga berarti melakukan jalinan komunikasi dengan mereka yang memberikan dukungan kepada George Toisutta dan Arifin Panigoro--dua nama yang dilarang masuk pencalonan pengurus PSSI.

Yang jelas, Agum sangat tidak menginginkan dirinya selalu dibenturkan dengan mereka yang dikenal dengan sebutan Kelompok 78 ini maupun dengan Toisutta dan Arifin. "KN sebetulnya seperti Komisi Pemilihan Umum yang tidak memiliki kepentingan apa pun di sini.

Kepentingan utamanya hanya bagaimana agar kongres bisa berjalan dengan baik," katanya.

Meski demikian, Agum tetap menyatakan akan mengupayakan jalinan komunikasi dengan Toisutta, Arifin, dan Kelompok 78. "Kita tunggu saja dalam beberapa hari ke depan ini. Harapannya adalah semua pihak bisa mengerti dan bisa mengikuti aturan yang ada," katanya.

Sementara itu, juru bicara kubu George dan Arifin, Halim Mahfud, menanggapi dingin keinginan Agum ini.

Halim melihat yang menjadi masalah bukan hanya sekadar membujuk. Halim menilai ada hal-hal yang harus dilakukan sesuai aturan, yakni sesuai statuta FIFA dan PSSI. "Jika ada cara-cara seperti kongres 20 Mei lalu, itu pelanggaran jelas, karena Komite Normalisasi sendiri tidak melaksanakan sesuai statuta, yakni tidak ada "roll call", mengubah agenda kongres, menjadi kongres luar biasa," katanya.

Halim beranggapan bahwa hal itulah yang menjadi titik persoalan yang bisa memancing kegagalan serupa pada kongres di Solo, seperti kongres di Jakarta pada 20 Mei lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar