Komite Normalisasi PSSI, memang baru (Senin 6/6/2011) mulai bekerja. Namun nampaknya para personel Komite Normalisasi tidak mungkin bisa tidur nyenyak sebelum jadwal dan agenda acara kongres tersebut dapat mereka susun. Begitu juga dengan ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar. Apalagi, kredibilitas dan kelayakan Agum menjadi pentolan Komite Normalisasi hingga saat ini masih juga menjadi perdebatan publik.
Yang mungkin lebih mendebarkan bagi Agum Gumelar, adalah soal pertimbangan FIFA yang akan mengganti komposisi Komite Normalisasi PSSI. Pertimbangan bakal mengganti Komite Normalisasi, termasuk juga mengganti Agum Gumelar dengan figur tokoh sepakbola lainnya itu dikemukakan langsung Sekjen FIFA, Jerome Valcke. Tentu saja, jika hal itu disetujui oleh Rita Subowo, sebagai Ketua KONI/KOI.
Kabar soal FIFA yang berencana memecat Agum Gumelar Cs tersebut mencuat lewat dua delegasi Gerakan Reformasi Sepakbola Nasional Indonesia (GRSNI), Hadi Basalamah dan Farid Rahman, yang dikirim kubu pendukung George Toisutta-Arifin Panigoro untuk menjelaskan pesoalan sebenarnya mengenai PSSI kepada FIFA. Berbeda dengan Agum Gumelar yang gagal bertemu Presiden FIFA, maupun Sekjen FIFA, delegasi ini mengaku bertemu langsung Jerome Valcke dan ngobrol banyak hal soal Indonesia.
"Kami bertemu Valcke, Senin (30/5) jam 11 siang. Soal pergantian KN itu memang hak prerogatif FIFA. Tetapi, Valcke sempat mengatakan berniat mengganti KN, namun untuk melakukan perubahan itu, dia akan mengonsultasikan dengan Ketua KON/KOI (Rita Subowo)," jelas Farid Rahman kepada wartawan di Jakarta, akhir minggu lalu.
Menurut delegasi GRSNI tersebut,Valcke mengaku terkejut ketika mendengar cerita mereka soal kisruh PSSI. FIFA ternyata banyak mendapatkan informasi yang bersifat sepotong-sepotong serta banyak menerima laporan yang sebetulnya janggal, termasuk soal Kongres PSSI 20 Mei yang berakhir deadlock. Karena itu, Sekjen FIFA berjanji akan membahas persoalan Komite Normalisasi ini hingga keluar wacana perombakan personil Komite Normalisasi.
Jika hal itu terbukti, berarti sebelum kongres digelar, Agum Gumelar Cs sangat mungkin untuk diberhentikan oleh FIFA, melalui prsetujuan KONI/KOI. Peranan Agum Gumelar yang dinilai sebagian pihak sudah tidak lagi murni memperjuangkan rekonsiliasi, merangkul semua pihak untuk duduk bersama, dapat digantikan oleh orang yang tepat. Namun jika itu memang benar dilakukan FIFA, seharusnya keputusan tersebut turun secepatnya sebelum Komite Normalisasi pimpinan Agum Gumelar memulai kerja mereka besok pagi. Jika tidak, apa yang disampaikan Jerome Valcke kepada Farid dan Hadi Basalamah hanya sekedar isapan jempol belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar